Sabtu, 22 Agustus 2009

The Sandro Rayhansyah Live Report : Rolling Stone Private Party 2009 : Rock 'n' Roll Propaganda

-7 Mei 2009, Kamis, @ Rolling Stone Live Venue, Kantor Rolling Stone Indonesia!-




Ini adalah event tahunan dalam rangka merayakan ulang tahun majalah kitab suci musik Indonesia (bahkan dunia), Rolling Stone. Oke di ulang tahunnya yang ke-empat ini Rolling Stone Private Party mengangkat tema "Rock 'n' Roll Propaganda" dengan mengusung C.U.T.S, Alexa, Edane, The Changcuters, God Bless, dan segenap peraih editor's choise awards sebagai agen propaganda tahun ini. Ditengah kondisi dengan isu pemilu saat sekarang ini, propanda melalui musik apalagi atas nama Rock 'n' Roll memang sesuatu yang sangat menarik dibandingkan propaganda tak penting para caleg-caleg hingga capres-capres yang berkoar atas nama kepentingan masing-masing.

Oya di Rolling Stone Private Party ini, hanya terbuka buat undangan. Undangan jika anda adalah pelanggan Rolling Stone, atau kebetulan anda punya kenalan teman pelanggan Rolling Stone. ;D. Haha.

Saya datang sekitar jam 6.30, terlihat para undangan sudah lumayan banyak memadati halaman luar kantor Rolling Stone. Mengisi buku tamu dan mengambil goodie bag, hey saya dan bro saya waktu itu, haris, sudah memasuki venue impian tempat kerja kami di masa depan, Rolling Stone. haha. Menunggu gate ke Rolling Stone Live Venue dibuka, saya menunggu dihalaman luar yang disuguhi beberapa snack dan oh yes starbucks yang dapat dinikmati secara gratis. Sungguh nikmat, karena saya kebetulan dari siang memang menahan haus dan lapar.

Satu jam saya habiskan menunggu berdiri sambil melihat banyak undangan-undangan yang sudak tak asing lagi juga hadir di acara ini seperti Abadi Soesman, Eet Syahranie, dan sempat menyapa salah satu editor RS, mas Soleh Solihun. Jam 7.30, gate dibuka dan semua undangan diperbolehkan masuk untuk menikmati hidangan makanan yang disediakan. Oh ini adalah gudang amunisi yang mewah untuk mengisi perut yang keroncongan ini. Konsumsi-nya pol, bintang lima, dan gratis! hehe.

Setelah perut tak bisa lagi menampung peluru, saya memutuskan untuk mencari spot ditengah depan stage untuk dapat menikmati 'hidangan utama' yang sebenarnya dari acara ini dengan view yang bagus. Kurang lebih jam 8.30, 3 screen di panggung mulai memutarkan beberapa footage. TVC sponsor, dan slide dari cover majalah setiap bulan menjelang edisi terbaru May 2009, edisi ulang tahun RS dengan cover luar biasa yang tidak biasa, yaitu God Bless. Dan footage Rock ’n’ Roll Propaganda, menandakan akan dibukanya kampanye-kampanye para agen propaganda rock ’n’ roll di perayaan ulang tahun ke-empat Rolling Stone malam itu.


1st Champagne - EDANE
Tak lama sesudah itu, terlihat di balik tirai utama yang juga merangkap sebagai screen besar, sosok bergitar SG yang sudah tidak asing lagi sudah siap berdiri kokoh di depan panggung, Ya, Eet Syahranie dan pasukan Edane sudah siap untuk membuka propaganda rock 'n' roll malam itu. Beberapa tembang lama Edane langsung dibabat dengan tanpa basi-basi, sungguh permainan gitar Eet malam itu menggila. Dengan dandanan smoked glam rocker dan gitar tipe SG kesayangan, bermain menguasai panggung dengan sesekali mengeluarkan gaya pamungkas "duck-style" ala Chuck Berry, skill gitar yang sudah tak usah dipertanyakan, sound tebal hard-rock 80an bagai peluru shotgun, Eet Syahranie benar-benar dapat disandingkan layaknya dewa gitar seperti Angus Young (AC/DC) ataupun Eddie Van Halen. Sayang saya bukan generasi Edane, sehingga saya hanya bisa mengikuti koor nyanyian pada lagu "Kau Pikir Kaulah Segalanya" dan "Time to Rock" saja yang sempat nge-hits di masa kala saya remaja dulu. Haha. Selebihnya dengan headbangin-ria, suguhan Edane malam itu sudah sangat lebih dari cukup bagi saya pribadi generasi padi ataupun sheila on 7. Haha. Salut buat Eet!

Kemudian acara dibuka dengan MC Arie Daginks dan Sarah Sechan. Tak banyak komentar tentang mereka berdua, selain mereka yang memang sangat lihai dalam mengocok perut penonton dengan menjelma menjadi Ahmad Dhani dan Maia versi KW1. Pembacaan editors choise awards, dan speech dari penerima adalah skenario award malam itu.

2nd Champagne - C.U.T.S
oke penampilan ini salah satu yang saya tunggu-tunggu, karena single "Beringas" menjadi top playlist dalam ipod saya beberapa hari belakangan. Band asal Bandung ini berformat dua orang vokalis cewe, dua orang gitaris cowo, dan satu orang drummer cewe. Lumayan impressif, walau agak sedikit krik-krik disana disini, tapi dimaafkan. Band baru untuk sepanggung dengan band sekaliber Edane, Changcuters, bahkan God Bless, tentu ini adalah tekanan luar biasa berat, tapi mereka melewatinya dengan lumayan. Membawakan 4 lagu kental dengan nuansa electrock/electroclash, dan lagu terakhir "Beringas", lumayan menjawab segala rasa penasaran saya terhadap band asal Bandung ini. Membuat saya cukup menantikan full album mereka. Mari menunggu!.

3rd Champagne - Alexa
Oke, pertama saya sadar modal awal saya akan menikmati konser mereka adalah saya tahu lagu mereka yang 'dewi', dan yang 'jangan pernah' (kalau tidak salah, hehe). Mencoba menikmati penampilan band ini dengan objektif, namun apa daya lagu pertama yang saya tidak tahu judulnya -tidak sampai selesai pun- membuat saya tak kuasa tegar berdiri ditengah, dan lebih memilih untuk kembali menyicipi hidangan steak yang sudah sepi antrian. Hehe. Tak terasa ketika saya kembali ke depan stage, mereka sudah berada pada setlist terkahir (syukur alhamdulillah haha). Eits, ternyata tiba tiba vokalis berseru "Let Me In The Sound, Sound, Sound!" di tengah-tengah lagu, dan riff single terbaru U2 pun tiba-tiba dimainkan "Get On Your Boots". Walau cuma sebentar, gimmick tersebut lumayan menarik, menunjukkan mereka juga berhak dan pantas disebut sebagai salah satu agen propaganda rock n roll malam itu.

4th Champagne - The Changcuters
Bicara soal band rock lawak ini, sebelumnya saya adalah salah satu dari beberapa orang yang memandang skeptis band ini. Band rock n roll yang kehilangan idealisme dan rela menjual diri untuk iklan-iklan ga penting. Mendengarkan Misteri Kalajengking Hitam, rilisan terbaru mereka, membuat saya berpikir ternyata dugaan saya salah. Mereka adalah band garage rock yang makin menunjukkan taring identitas mereka, dan tidak ada band rock n roll yang bisa diterima semua lapisan masyarakat layaknya seperti mereka. Dari anak-anak sampai nenek-nenek pun saya rasa pasti akan bersenandung dan bergoyang mengikuti "I Love U Biybeh" ataupun "Racun Dunia". Sesuatu hal yang belum bisa dicapai oleh leluhur garage rock sebelum mereka, sebut saja the Brandals, ataupun the S.I.G.I.T.

Dan kampanye propaganda mereka di RS Live Venue membuktikan segalanya. Editors Choise untuk "The Phenomenal" bukanlah sekedar wacana. Mereka adalah band dengan aksi panggung luar bisa. Tanpa basi-basi, tanpa neko-neko, dan hey ini baru namanya 100% Premium Rock n Roll. Tria sang vokalis bener-bener merasuki jiwa dan peran penting seorang frontman band rock seperti Mick Jagger. Paduan suara di "Hijrah di London", dan "I Love U Biybeh" adalah bukti bahwa dia adalah frontman yang bisa mengajak massa, selain keahlian dalam lawakan dia tentunya.. "Gila-Gilaan" dan single baru, "Main Serong", menutup konser bersama changscuters yang memang sangat fun, berbahaya, sekaligus menyenangkan. Aksi Tarzan Tria manjat diatas pangggung adalah adegan berbahaya yang 'please dont try this at home'. Haha. Sehabis Changcuters turun panggung, dengan bangga tolong count me in sebagai salah satu anggota Changcut Rangers baru. Hehe.

-Selanjutnya adalah toast bersama untuk merayakan ulang tahun RS, petinggi-petinggi RS hadir disana, dan tentunya oleh semua dream-team RSI yang berkumpul semua diatas stage-

Final Champagne - GOD BLESS
Ketika toast bersama selesai, dan dream team RSI turun panggung, kita semua tahu bahwa yang tersisa tinggal adalah alasan 90% orang datang ke rock n roll propaganda ini. Screen besar menutupi stage dan memutar footage kecil yang bertuliskan nama yang dinanti-nantikan untuk hadir dan menutup semua kampanye propaganda rock n roll malam itu. Tidak terlalu jelas terlihat sosok-sosok band yang sudah siap dengan alat-alatnya dibalik layar besar ditengah. Pun tidak terlalu susah untuk menebaknya, karena sudah pasti dibalik layar itu adalah mutlak, alasan mengapa saya dan 2000 orang undangan lainnya memadati RS Live Venue tepat jam 11.30 malam. Tak lama, intro klasik "Huma di Atas Bukit" berkumandang diringi dengan sorakan haru para penonton, “THIS IS IT, THIS IS OUR GODFATHER OF ROCK, GOB BLESS!”. Layar naik, dan God Bless semakin leluasa menjajah panggung dilanjutkan dengan ”Musisi” dari masterpiece ”Cermin”. Saya bisa pastikan perasaan semua orang di Rolling Stone Live Venue di detik itu adalah tentang perasaan senang, haru, dan bangga yang meluap-luap melihat sejarah hidup musik rock Indonesia kembali hadir dengan semangat lama. Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Abadi Soesman, dan Yaya Moektio adalah format (nyaris) klasik yang menghasilkan mahakarya "Cermin". Dan God Bless hadir dengan dandanan visual rocker yang menjadi khas mereka, lengkap dengan aksesoris rocker seperti sepatu boots, jaket kulit, hingga bandana ala hendrix yang dikenakan Ian Antono. Sungguh ini suatu pengalaman langka menyaksikan rocker-rocker gaek ini tak mengenal umur lagi, performa mereka sungguh meyakinkan bahwa nama besar mereka bukanlah sekedar mitos belaka. Ahmad Albar menyapa penonton dengan gagah, menceritakan perjalanan genap 36 tahun perjalanan God Bless, rilis album baru dalam waktu dekat, dan melanjutkan perjalanan ke era "Semut Hitam" dengan anthem "Kehidupan". Karaoke massal kembali bergerumuh, satu nomor klasik ini (lagi dan lagi) dibawakan dengan begitu mantap oleh ke-lima rocker ini. Penampilan God Bless kali itu benar-benar adalah bukti totalitas band ’panggung’ yang hebat. Terdengar dan terlihat begitu progressive, namun juga sangat rock ’n’ roll. Salah satu alumni God Bless yang memperkuat formasi di album ”Raksasa” dan ”Apa Khabar?”, Eet Sjahranie, yang kebetulan sebelumnya membuka malam propaganda ini dengan Edane, pun hadir ke atas panggung. Alhasil, reuni tak terelakkan, nomor pamungkas di album ”Apa Khabar?”, ”Srigala Jalanan”, dibawakan dengan duet gitar maut oleh dua dewa-gitar Indonesia, Ian Antono dan Eet Sjahranie.

Konser ini ditutup dengan menghadirkan bintang tamu kembali, kali ini adalah duo gitar dari band rock nomor dua terhebat di Indonesia setelah God Bless, yaitu Slank. Giliran Ridho Hafidz dan Abdee Negara yang memperusuh konspirasi dewa gitar setelah Eet turun panggung. Tak lama, riff signature ”Semut Hitam” menandakan dimulainya repertoar terkahir dari setlist luar biasa rangkuman 36 tahun perjalanan legenda rock hidup Indonesia, God Bless, di RS Live Venue.

Animo massa ketika Ahmad Albar dan kawan-kawan manggung sungguh suatu ekspresi dan emosi yang tak terlukiskan dengan kata-kata. Terdengar mungkin sedikit berlebihan, tapi itu lah kenyataannya. Sempat terlihat ditengah kerumuman massa, di depan panggung, mas Iman Fattah (Zeke and The Popo) dan mas Cholil (Efek Rumah Kaca) begitu bersemangat bernyanyi membaur di tengah kerumunan massa. Saya jujur tak pernah datang dan melihat konser dengan crowd dengan animo seperti ini, sungguh passion yang sangat luar biasa untuk menonton langsung band rock tertua di Indonesia yang telah lama dirindu-rindukan. Terlepas dari kesalahan sedikit soal teknis sound, keyboard solo Abadi Soesman yang mendem di beberapa part lagu, Yaya Muektio yang bermain terlalu ’liar’ (improvisasi sedikit berlebihan di nomor-nomor klasik), Rolling Stone Private Party 2009 : Rock ’n’ Roll Propaganda malam itu ditutup dengan sangat mewah dan megah oleh God Bless.

Set List God Bless (gak nyatet sih, jadi ini seingat di kepala ^^) :
Huma di Atas Bukit – She Passed Away (Medley)
Musisi
Kehidupan
Rumah Kita
Menjilat Matahari
Srigala Jalanan (with Eet Sjahranie)
N.A.T.O
Lagu baru dengan judul kalo gak salah - Rock n Roll Musik
Semut Hitam (with Ridho dan Abdee – Slank)

Di mata saya sebagai bukan-generasi-God Bless (saya adalah generasi yang dibesarkan ketika Padi, Sheila on 7, Dewa era Once, dan oya, Jamrud era Ningrat berkuasa di remaja-remaja seusia saya kala waktu dulu), mendengar dan melihat mereka langsung saat kemarin adalah bukti kepercayaan dan keyakinan saya bahwa God Bless adalah benar band rock legendaris, dan tak belebihan untuk disebut band rock terhebat sepanjang masa di Indonesia Beruntung saya bukan seperti generasi-bukan-God Bless biasa yang sok tahu akan God Bless adalah legenda, tapi hanya tahu lagu ”Rumah Kita” (gara-gara lagu ini sempat populer di anak muda generasi saya, dinyanyikan oleh banyak penyanyi populer saat itu untuk album tribute to Ian Antono), saya tak kalah lantang bersuara berkaraoke massal bersama dengan teman-teman (tua) generasi God Bless di nomor-nomor populer seperti ”Semut Hitam”, ”Kehidupan”, ”Huma di Atas Bukit”, dll malam kemarin di RS Live Venue. Sudah tidak asing lagi di telinga saya sejak kecil karena saya dulu sempat meminjam kaset teman yang saya ingat judulnya adalah ”18 Greatest Hits of God Bless”. Untunglah. Haha.

God Bless adalah generasi tua yang keren. Yang namanya ’Nasehat-nasehat’ dan ’petuah-petuah’ lama dari orang tua dari dulu tak akan pernah terdengar begitu menarik untuk dindahkan bagi generasi muda, tapi tidak ketika God Bless yang berbicara. Tidak pernah saya lihat ’orang tua’ Indonesia terlihat begitu cool seperti God Bless. Oya, ternyata dulu waktu Ayah saya nikahan tahun 70an, saya ingat liat di fotonya, Ayah saya berfoto dengan rambut kribo mekar persis Ahmad Albar. Ayah saya sangat cool berarti!. Haha.

Terkahir, saya ingat selepas acara selesai, saya sempat berpapasan kembali dengan mas Cholil ERK, lalu beliau berkata...

-”Luar Biasa Ya Barusan?”-

Hidup God Bless!

Hidup Rolling Stone indonesia!

\m/ !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar